Krisis ekonomi global merupakan salah satu momen yang sangat menentukan bagi dunia bisnis, termasuk di Indonesia. Krisis ini dapat memberikan pelajaran berharga bagi pelaku bisnis di tanah air agar dapat bertahan dan bahkan berkembang di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Menurut data dari Bank Dunia, krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008 merupakan krisis terburuk sejak Depresi Besar tahun 1930. Dampaknya sangat terasa di berbagai negara, termasuk Indonesia. Namun, dari krisis tersebut, banyak pelajaran yang bisa diambil untuk memperkuat bisnis di Indonesia.
Salah satu pelajaran yang bisa diambil adalah pentingnya diversifikasi usaha. Menurut James Altucher, seorang penulis dan investor asal Amerika Serikat, diversifikasi usaha adalah salah satu kunci untuk bertahan di tengah krisis ekonomi global. “Dengan diversifikasi usaha, kita dapat mengurangi risiko kerugian jika salah satu sektor mengalami penurunan,” ujarnya.
Selain itu, krisis ekonomi global juga mengajarkan pentingnya memperkuat fundamental bisnis. Menurut Warren Buffett, seorang investor terkemuka asal Amerika Serikat, “Ketika pasaran sedang turun, yang terpenting adalah memastikan bahwa fundamental bisnis kita kuat dan sehat.” Hal ini mengingatkan kita untuk selalu fokus pada kualitas produk atau layanan yang kita tawarkan kepada pelanggan.
Namun, tidak hanya itu saja. Krisis ekonomi global juga mengajarkan pentingnya memiliki cadangan dana darurat. Menurut Dave Ramsey, seorang pakar keuangan asal Amerika Serikat, memiliki cadangan dana darurat setidaknya 3-6 bulan pengeluaran dapat membantu kita bertahan di saat-saat sulit seperti krisis ekonomi global.
Dengan belajar dari krisis ekonomi global, pelaku bisnis di Indonesia diharapkan dapat lebih siap menghadapi tantangan ekonomi global yang mungkin terjadi di masa depan. Dengan melakukan diversifikasi usaha, memperkuat fundamental bisnis, dan memiliki cadangan dana darurat, bisnis di Indonesia dapat tetap berkembang dan memberikan kontribusi yang positif bagi perekonomian tanah air.